Kamis, 05 Februari 2015

PIGGING PIPA BAWAH LAUT

Teknologi pigging berkembang semakin maju dan dapat digunakan untuk tujuan khusus yang lebih spesifik. Pada kenyataannya, kebutuhan penggunaan pig tidak hanya untuk mencari penyok atau tekuk, tetapi juga lubang korosi dan retak, hingga dikembangkanlah Intelligent pig. Sistem pigging juga dapat digunakan untuk keperluan lain seperti pengecatan lubang internal atau untuk menyumbat saluran pipa sehingga pemeliharaan dapat dilaksanakan tanpa shutdown, dsb.
Pigging merupakan salah satu teknik cleaning operation bagian dalam dari pipeline system yang panjangnya sampai ratusan kilometer seperti ”cude oil pipeline” di Chevron, Medco dll. Sistem perpipaan ini dapat menjadi kotor , akibat berbagai hal, seperti adanya kerak (scale), korosi akibat adanya fluida korosif, aus dll. Cleaning & detecting bagian dalam pipa dengan sistem pigging ini dilakukan dengan memasukkan alat pig kedalam alat peluncur(pig launcher), pig akan meluncur disepanjang pipeline dan diterima oleh perlengkapan penerima (pig reciever). Selama pig ini meluncur di dalam pipa, maka pig akan melakukan inside cleaning pipeline, sekaligus melakukan pendeteksian kondisi pipa tersebut.
Berikut ini macam- macam pig dari berbagai tipe produksi, antara lain sebagai berikut :
  1. Tipe foam Pig
  2. Tipe Ball Pig
  3. Tipe Bidirectional Pig
  4. Tipe Scrapper Pig
  5. Tipe Brush Pig
  6. Tipe Intelijent Pig
Fungsi pig dalam operasi adalah untuk separasi produk, memperbaiki efisiensi pipa, mendorong kotoran, menyalurkan inhibitor korosi, meter proving dan inspeksi. Bila pigging diperlukan selama operasi, maka pipa transmisi harus dirancang dengan trap permanen. Berikut beberapa penjelasan mengenai salah satu fungsi pigging selam operasi :
1. Pendorong Kondensat
Pada pipa transmisi gas diman cairan terkumpul dibawah pipa akan menurunkan masukan efisiensi, kondensat dapat didorong ke terminal setiap kesempatan dengan slug yang besar, menyebabkan problem di tempat pelanggan. Slug catcher yang prinsipnya sama dengan separator dipakai untuk menyerap fluktuasi, suatu hal yang normal untuk membatasi ukuran potensial dari slug kondensat dengan regular sphering (Ball-pig) catcher yang diperlukan.
2. Inhibitor Korosi
Pada sistem pengontrolan korosi dengan inhibitor, pig ini digunakan untuk menyalurkan inhibitor tersebut ke seluruh permukaan internal pipa agar merata terkena inhibitor dan dilakukan dengan slug inhibitor antara dua pig.

Alfansuri, Solihin. 2007. “Perlindungan Pipa Bawah Laut”. Surabaya : http://sholihinalfansurisite.blogspot.com/2009/12/offshore-pipeline.html
Alkazraji, D. 2010. “A Quick Guide to Pipeline Engineering”. Malaysia : engineering expensive.
Maba. 2010. “Teknik Pemasangan Pipa di Dasar laut”. Jakarta : http://bu-energy.blogspot.com/2010/10/teknik-pemasangan-pipa-di-dasar-laut.html
Setiawan, P. Aditya. 2010. ”Pipa Bawah Laut”. Surabaya : http://putukebarongan.blogspot.com/2010/pipa-bawah-laut.html
Setiawan, P. Aditya. 2010. ”Pipa Bawah Laut”. Surabaya : http://putukebarongan.blogspot.com/2011/08/intelligent-pig.html
Soegiono. 2007. “Pipa Laut”. Surabaya : Airlangga Press
Pardadi, Janu. 2010. “Pipeline Inspection by Inteligent Pig”. Palembang : Grafika 2 kampus UGM Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar