Pipa
bawah laut biasanya didesain agar bisa beroperasi 10 hingga 40 tahun.
Agar dapat bertahan selama itu, pipa perlu dilindungi dari korosi, baik
internal maupun eksternal. Korosi internal berkaitan dengan fluida yang
dialirkan di dalam pipa, dibahas di Flow Assurance.
External coating dapat mencegah korosi pada pipa. Walaupun begitu, tetap ada kemungkinan coating rusak pada saat shipping atau instalasi. Proteksi katodik dengan pengorbanan anoda digunakan untuk mencegah bagian yang rusak dari korosi.
External coating berfungsi untuk melindungi pipa dari korosi. Single layer coating digunakan jika pipa selalu berada dalam kondisi statis, stabil, berada di tanah seperti tanah liat atau pasir. Lapisan (layer) tambahan diperlukan untuk tambahan proteksi, menjaga pipa agar stabil di dasar laut (dengan weight), atau memberi isolasi. Isolasi berfungsi untuk menjaga agar temperatur fluida di dalam pipa lebih tinggi daripada temperatur lingkungan. Multi-layer coating biasanya digunakan di lingkungan di mana external coating mudah tergerus, misalnya di tanah berbatu.
Sifat coating yang perlu dipertimbangkan untuk pipa bawah laut adalah :
- resistensi terhadap absorpsi air laut
- resistensi terhadap bahan kimia di air laut
- resistensi terhadap cathodic disbondment
- fleksibilitas
- resistensi terhadap benturan dan abrasi
- resistensi terhadap cuaca
- kompatibilitas dengan proteksi katodik
Single Layer Coating
Single-layer coating yang sering dipilih untuk perpipaan bawah laut adalah Fusion Bonded Epoxy (FBE), khususnya di Amerika dan Inggris. Tabel di bawah menyajikan sifat FBE. Sebagian besar pipa penyaluran minyak dan gas menggunakan FBE karena biayanya murah. FBE dapat dipadukan dengan concrete weight coating.
Tipe coating
|
Temperatur maksimum (oC)
|
Ketebalan rata-rata coating (mil)
|
Fusion Bonded Epoxy
|
90
|
14 hingga 18
|
Multi-layer Coating
Tabel di bawah menyajikan multi-layer coating untuk perpipaan bawah laut.
Tipe coating
|
Temperatur maksimum (oC)
|
Dual-layer FBE, Duval
|
90
|
3-layer polyethylene (PE)
|
110
|
3-layer polypropylene (PP)
|
140
|
Polychloropene
|
90
|
Dual-Layer FBE. Dual-layer FBE coating digunakan jika proteksi tambahan diperlukan untuk layer
luar, seperti temperatur tinggi, resistensi terhadap abrasi, dan
lain-lain. Untuk pipa bawah laut, temperatur fluida di dalam pipa
menurun mendekati ambien setelah menempuh jarak beberapa km. Kebutuhan coating dibatasi untuk SCR (steel catenary riser) pada area touchdown di mana abrasi tinggi dan coating tambahan dengan resistensi tinggi terhadap abrasi diperlukan. Sistem Duval terdiri dari FBE base coat (20 mil) yang berikatan dengan polypropylene coating (20 mil). Polypropylene layer memberikan proteksi mekanik.
Three-Layer. 3-layer polypropylene (PP) coating terdiri dari epoxy atau FBE, thermoplastic adhesive coating, dan polypropylene top coat. Polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) coating merupakan extruded coating. Coating ini digunakan untuk proteksi tambahan mengatasi korosi, biasanya digunakan untuk sistem dinamis, seperti SCR (steel catenary riser), dan lokasi di mana temperatur fluida di dalam pipa cukup tinggi. Di Eropa, PE dan PP coating banyak digunakan karena memiliki dielectric strength, water tightness, thickness yang baik, serta kebutuhan arus untuk proteksi katodik yang rendah.
Concrete Weight Coating. Concrete weight coating digunakan jika kestabilan perpipaan di dasar laut menjadi isu utama. Densitas concrete yang umum digunakan adalah 140 lbs/ft3 dan 190 lbs/ft3. Densitas yang lebih besar diperoleh dengan menambahkan bijih besi ke dalam concrete mix. Pada saat ini bijih besi sudah ditambahkan ke dalam concrete menghasilkan densitas 275 hingga 300 lbs/ft3.
Organisasi yang Berkaitan dengan Pipe Coating
Organisasi di Amerika :
. American Society of Testing Methods (ASTM)
. Steel Structures Painting Council (SSPC)
. National Association of Corrosion Engineers (NACE)
. National Bureau of Standards (NBS)
. International Organization for Standardization (ISO)
Di Eropa :
. Det Norske Veritas (DnV)
. Deutsches Institut fur Nurmung (DIN)
. British Standards (BS)
. International Organization for Standardization (ISO)
Sumber : Offshore Pipelines, Boyun Guo, Shanhong Song, Jacob Chacko, Ali Ghalambor, Gulf Professional Publishing, Oxford, 2005